Archive for the ‘My Schat’ Category

Kangen itu “seperti”

Hai…apa kabar?

Aku sepertinya sedang kangen.

Kamu tau kangen itu apa?

Kangen itu mungkin seperti membayangkan ketika kamu ada di sini setiap hari, padahal kamu tidak..

Kangen itu mungkin seperti melihat-lihat album yang berisi kamu dan aku yang sedang tersenyum..

Kangen itu mungkin seperti mendengar ulang rekaman suara-suaramu lagi dan lagi..

Kangen itu mungkin seperti tersenyum mengingat kekonyolanmu hari tu..

Kangen itu mungkin seperti terus bercerita tentang mu pada oranglain, seolah-olah kamu ada disitu dan hangat untuk dibicarakan..

Kangen itu mungkin seperti mengecek facebook sebentar-bentar, berharap ada sesuatu yang baru tentang kamu disana..

Kangen itu mungkin seperti selipan surat-surat darimu yang dibaca ulang..

Kangen itu mungkin seperti membuat tulisan ini dan mem-postingnya agar..

SHMILY?

Kamu tau..aku kangen kamu sekarang.. 🙂

Going the Distance

I’ve just watched this movie and it’s quite interesting. Perhaps because the film is in accordance with my current situation, i mean the Long Distance Relationship thing. There are some conversations in this movie that make me think for a moment, for examples when Erin’s sister said this:

Erin’s sister: he’s thousands of miles away from here. You dont know what he’s doing. He could be be at some bar, doing shots with some sexy bartender
Erin: We’re not trying to choke each other with commitment. But now, you’re freaking me out..

I looked in my own relationship.  Yes, he’s also so far away from me and i do not know what he was doing while we’re away. Then..what makes me believe in him? believe that he will not betray our relationship. I dont know. I just trust him. Sometimes there are things you can not explain with words, it only just happened.

So what if my belief is misused?
Well, I’m pretty sure that he’s not that kind of men,  because I already knew him long enough. But if people keep asking me ” What if your belief is misused?” . I will answer..let me be a victim of my own optimism. Cause if I had a choice, then I would choose to believe him yesterday, today and tomorrow.

Back on the movie.. I returned to find the conversations that made me think for a while, especially when i heard this:

Garret: You have to take the job
Erin: No..No.. I’m not gonna give up our relationship for a job.
Garret: You need to take the job. This is not about our relationship.
Erin: what’s gonna happen to us?
Garret: We can’t see each other every 3 months. That’s not relationship
Erin: But I love you.. (and then they embraced and both are crying)

There is no “separation” in my dictionary if you still love each other. Everything must be pursued together and we are both looking for the best solution. If you give up the relationship just because of work, I’m pretty sure you will regret it someday. It is easy to find a job especially with all the competencies that you already have, but it’s very difficult to find a life partner that really suits you, although you already have all the competencies.

When Garret said: “We can’t see each other every 3 months. That’s not relationship” I want to laugh and say i beg your pardon. I’ve not seen my Love, for almost a year, but we’re fine. It is a relationship. Relationship is not about how often you meet your partner but how much you are able to maintain a mutually agreed commitment even though you are far apart.




Schat,

Sekarang hujan dan aku merindukanmu….

Terimakasih..

Tante, trimakasih telah melahirkan dan membesarkan seseorang seperti dirinya..

trimakasih telah mengenalkannya pada cinta dan kehangatan,
karena sekarang ia tumbuh menjadi lelaki yang hangat dan penuh kasih sayang..

trimakasih untuk mengajarkan padanya hal-hal baik
karena sekarang ia telah menjadi pribadi yang luar biasa..

trimakasih telah mendidiknya dengan lembut
dan sekarang ia tau pasti cara menghargai wanitanya..

trimakasih telah mendidiknya begitu sempurna,
karena ia telah menjadi sosok yang dapat diandalkan dan penuh tanggungjawab..

trimakasih karena telah menyampaikan sesuatu yang sangat indah lewat dirinya..

Dia bukanlah dia yang hari ini tanpa tante…

Seperti Das Solen dan Das Sein

Jika aku terkurung dalam besi bernama tuntutan, what a women should be, idealisme tetua, dan aturan baku, dia sebaliknya, begitu lepas, bebas, tetap dijalurnya, tidak terkurung dalam ikatan apapun, sehingga pencapaiannya selalu lebih mudah dan tidak terduga, bukan sesuatu yang harus dicapai melalui kerja keras sebagaimana aku harus bersimbah keringat, ia justru berangin-angin dan hanya sesekali terliat serius. Tragis.

Ia membuat jurang ketidakadilan itu menganga begitu besar ketika dengan sesatnya ia menerapkan prinsip ekonomi: “dengan modal sekecil-kecilnya memperoleh laba yang sebesar-besarnya”. Seolah-olah dengan lantang ia meneriakkan bahwa kesuksesan itu bisa diraih lewat keberuntungan kok. Beberapa kali mereka yang mungkin cukup dekat, ikut tersesat, mencoba pola prinsip ekonomi yang ia tafsirkan menjadi beberapa petuah seperti ini “nonton bola saja meski besok ujian” atau di lain situasi “ngapain belajar, mending hibernasi” dan mendadak semuanya gelap bagi mereka, dan hanya si pemberi petuah sendiri yang tersenyum-senyum bangga sambil bergumam “lho…kok saya bisa ya” atau “heii..liat-liat aku lulus lho”

Belajar dari pengalaman lalu mugkin aku adalah orang pertama yang maju ke garis depan, membantah sejadi-jadinya bahwa tidak pernah ada keberuntungan di dunia ini (dan sayangnya keberuntungan itu justru terbukti sangat jelas lewat dirinya). Sekian kali aku lafalkan bahwa “Tidak ada keberuntungan tanpa kerja keras, disiplin, keteguhan hati, dan doa”. Dari ke-empat variabel di atas mungkin kami hanya padu dalam do’a, selebihnya…entah…

Dan pada akhirnya Aku adalah das solen dan Dia adalah das sein…

Hujan Harusnya Bersama Kamu (Inside Love)

Bukanlah sebuah kejahatan, jika yang kita inginkan hanyalah didengarkan..

bukankah itulah yang dijanjikan di setiap taman hati?
sebuah kenyamanan.

Dari detik ini, ketika hujan mulai beristirahat di pundak bumi atau matahari yang tertangkap basah tengah mencuri pandang kearah pelangi..

aku katakan..aku nyaman dan merindukan berada didekatmu..
dan didekatmu.

Hmmm, sebelum semua dibebaskan dari sisa rasa yang mulai membelenggu, maka kan kuceritakan, pada dalamnya hatiku..

“Ssst, aku menginginkanmu lebih dari apapun”

dan ku serukan pada semua penghuni senja untuk selalu menyampaikan pada Fajar esok hari.. “Sekarang hujan dan aku merindukanmu”

Continue reading